WELCOME TO MY BLOG ALL ABOUT CHEMISTRY :)

rss

Sabtu, 12 Maret 2011

sel kanker

Pembentukan Sel Kanker

Ciri dari sel kanker adalah tumbuh yang abnormal. Tumbuh dilakukan dengan mitosis yaitu membelah diri. Berubah secara permanen dengan mutasi. Semuanya diatur oleh DNA dan RNA.Dalam keadaan normal, sel lazimnya berada di fase atau masa G0 (zero growth = tidak ada pertumbuhan). Stabilitas G0 dipertahankan secara konsisten melalui empat fase yaitu:

1. G1 (first growth = pertumbuhan pertama);

2. S (Sintesis);

3. G2 (second growth) dan;

4. M (mitosis - pembelahan sel).

Bila G0 membutuhkan, apakah untuk mengganti sel yang mati atau kehilangan sel akibat luka, ia mendapat pasokan sel dewasa normal dari G1 sesudah lolos seleksi di pintu masuk R (restriction point = titik hambatan). Pasokan G1 berasal dari pembelahan di M, atas sel yang sudah dilengkapi dengan DNA, program kehidupan di S dan Ribonucleic Acid atau RNA sistem pengoperasiannya di G2 sesuai dengan kebutuhan jaringan dan organ yang membutuhkan.

Gen supresor seperti p53 adalah pengawas di setiap fase siklus. Sel dengan DNA normal diizinkannya menuju fase berikutnya sedangkan yang abnormal dimasukkan dalam program kematian sel. p53 baru bisa dilewati oleh sel kanker bila terjadi mutasi atau perubahan menjadi permanen.

Di tengah kesibukannya masing-masing, mereka saling berhubungan melalui pesan kimia yang disampaikan ke gen. Bila yang disampaikan adalah sinyal pertumbuhan, maka gen yang bersangkutan mematuhinya sambil mengaktifkan proto-oncogenes untuk mengawasi pertumbuhan. Bila proto-oncogenes bermutasi menjadi oncogenes, maka terjadilah pembelahan yang berkelebihan tanpa menghiraukan jaringan sekitarnya.

Munculan sel kanker ini meresahkan lingkungan sekitarnya, yang disikapi dengan mengaktifkan gene supresor untuk ikut mengawasi pertumbuhan. Bila ia bermutasi pengawasan akan gagal, sehingga pembelahan yang berkelebihan berlanjut, tanpa menghiraukan jaringan sekitarnya.

Selain itu ada faktor umur. Sel mempunyai masa hidup kira-kira 40 kali pembelahan sesuai panjang telomeres di DNA yang memendek di setiap pembelahan. Sel kanker menghasilkan telomerase yang memperpanjang kehidupannya sehingga ia kekal dan tidak berhenti melakukan pembelahan sel.

Mutasi proto-oncogenes menjadi oncogenes, gene supresor, p53 dan deaktivasi telomeres oleh telomerase mengakibatkan sel kanker berkembang dan akan menyebar ke segala penjuru tubuh.

http://www.suaradokter.com/2008/11/pembentukan_sel_kanker/

Didalam sel terdapat organel yang salah satunya, adalah inti sel yang berisi gen atau DNA. DNA adalah materi genetika yang dikenal sebagai pembawa sifat keturunan. Kanker berasal dari satu sel gen yang mengalami kerusakan. Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan berkembang tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel dan membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau kanker.

Gen dalam sel ada yang disebut gen kanker ( oncogen ), gen penekan tumor ( tumor suppressor gen ), dan gen yang bertugas memperbaiki gen yang rusak, yaitu repair gen. Bila salah satu dari gen tersebut mengalami kerusakan, maka bisa menjadi kanker. Kerusakan pada materi gen atau biasa disebut sebagai mutasi gen dapat terjadi melalui beberapa cara, baik internal maupun eksternal.

Faktor Internal

· Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel-sel yang mati diganti oleh sel yang baru

· Merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini.

Bila seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gadisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetik harus mengalami kerusakan lebih dulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel genetika yang salah, memang lebih beresiko terkena kanker daripada yang tidak memiliki mutasi gen yang salah..

Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat merusak gen adalah virus, polusi udara, makanan, radiasi, dan berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditambahkan pada makanan, maupun bahan kimia yang berasal dari polusi.

· Bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan, seperti pengawet dan pewarna makanan.

· Cara memasak juga dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya. Daging atau ikan yang dipanggang hingga gosong, mengandung zat kimia seperti benzo-a-piren, amin heterosoklik, dioxin, dll.

· Kuman yang hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya racun aflatoksin pada kacang-kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker hati.

· Makin sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel normal menjadi sel kanker.

· Proses detoksifikasi yang dilakukan oleh tubuh, dalam prosesnya sering menghasilkan senyawa yang lebih berbahaya bagi tubuh, yaitu senyawa yang bersifat radikal atau korsinogenik. Zat korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan pada sel

http://www.freetaskatcampuss.co.cc/2010/11/mengetahui-proses-terbentuknya-kanker.html

Secara garis besar kanker dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kanker jinak dan kanker ganas. Kanker jinak (benign) memiliki kecenderungan untuk tumbuh lebih lambat daripada kanker ganas (malignant) dan mereka tidak menyebar ke organ lain di dalam tubuh. Sedangkan, kanker ganas memiliki pertumbuhan sel yang sangat cepat, dapat menginvasi serta menghancurkan jaringan di sekitarnya dan pada fase tertentu akan menyebar ke organ-organ lain di dalam tubuh.

Ada tiga tipe gen yang bertanggung jawab atas proses seperti yang tersebut diatas, yaitu: gen-gen yang jahat (oncogenes), gen-gen yang baik (tumor suppressor genes) dan gen-gen yang berfungsi memperbaiki gen lain yang rusak (mismatch-repair genes).

Sel Berjalan (The Crawling Cells)

Terbentuknya sel kanker dan kemampuannya untuk ‘berjalan’, metastasis, adalah suatu proses yang sangat kompleks, yang melibatkan banyak gen di dalamnya. Pada perjalanannya, satu sel kanker harus melepaskan diri dari kelompoknya (primary tumor) untuk mengadakan invasi ke daerah di sekitarnya, berusaha menembus pembuluh lymph atau secara langsung mencari pembuluh darah, berjuang melawan proses pertahanan tubuh (hos immune defense), berhenti di organ tujuannya dan memulai berkembang biak di lingkungan barunya (secondary tumor)

Rho Protein

Ada tiga kelas Rho family yang paling banyak dipelajari, Rho sendiri memiliki tiga isoforms di dalam human genome: RhoA, RhoB dan RhoC, tetapi ketiganya memiliki fungsi yang berbeda dalam keganasan. RhoA dan RhoC merupakan aktor utama dalam proliferasi dan transformasi sel menjadi ganas, sementara itu RhoB merupakan tumor suppressor gene yang akan menjadi balance dari kedua-rekannya yang lain.

Rho protein sangat berperan dalam meregulasi perubahan bentuk sel, polaritas dan pergerakannya melalui mekanisme kontraksi actin myosin, cell adhesion, dan microtubule dynamic [5]. Layaknya seperti manusia, sel kanker juga memiliki kerangka, otot dan indra peraba, yang kombinasi dari semuanya akan membuat sel kanker dapat berjalan ke arah yang dia inginkan

Rho Protein dan Kanker Hal yang paling nyata dari keterlibatan RhoA dan RhoC dalam membuat sel menjadi ganas adalah apabila kita mempelajarinya langsung pada pasien dengan kanker ganas. Ekspresi berlebihan dari RhoA dan RhoC kami temukan pada pasien kanker esophagus stadium lanjut, dimana keberadaanya berhubungan dengan parameter klinis seperti: kedalaman invasi masa tumor, distant metastais, invasi ke pembuluh lymph dan pembuluh darah. Disamping itu pasien-pasien yang positif memiliki ekspresi yang berlebihan dari RhoA ini akan memiliki prognosis yang jauh lebih buruk.

Sementara itu RhoC diidentifikasikan oleh Merajver group (The University of Michigan CanceCente, Ann Arbo, MI, USA) sebagai marker keganasan bagi pasien kanker payudara. Uniknya dari kedua Rho protein ini, RhoA dan RhoC, tidak didapatkan kerusakan gen (mutation) didalamnya. Ekspresi yang berlebihan dari Rho-family disebabkan karena regulasi yang salah di Rho-regulatory proteinnya (yang perlu ATP untuk aktifitasnya). Dewasa ini semakin banyak informasi yang kita ketahui tentang penyakit keganasan, salah satunya peranan Rho-GTPases, yang berefek dalam pertumbuhan tidak terkontrol, merangsang sel untuk berjalan dan menyebar ke luar daerah asalnya.

http://www.kamusilmiah.com/kedokteran/bagaimana-sel-kanker-berjalan/